Akhir akhir ini terdapat sebuah wacana di dalam masyarakat bahwa Pancasila harus di ganti dengan syariat Islam bahkan khilafah Islam, bersatunya negara negara Islam dalam satu kekhalifahan.. Seolah olah Pancasila itu usang atau mungkin lebih ekstrim lagi kalau Pancasila itu dianggap untuk negara kafir yang semua warganya harus diatur secara syariat Islam..
Maka sejenak mari kita lihat di Timur Tengah dengan jernih.. Semua negara di sana beragama Islam, tetapi banyak negara yang bahkan tidak bersahabat.. Di dalam satu agama pun ada beberapa pendapat, bukankah perbedaan antara Shiah dan Sunni pada zaman dahulu memakan banyak korban...? Karena yang jadi panglima adalah kekuasaan bukan agamanya... Agama dijadikan alat untuk menggapai kekuasaan... Bukankah berapa khalifah sesudah nabi juga terbunuh, padahal agamanya sama... Karena apa..? Karena perebutan kekuasaan, bukan agamanya yang salah, tetapi pemimpin yang menyalahgunakan agama... Mari kita renungkan.. ^^
Agar kita kembali mengenal dan mencintai Pancasila, tidak ada salahnya kita kembali menelaah pandangan para ulama jaman dulu terhadap Pancasila..
Hamka dalam risalahnya yang bernama ”Urat Tunggang Pancasila” menyatakan pendapatnya, bahwa bagi tiap tiap orang yang beragama atau tiap tiap orang yang percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa, Pancasila bukanlah sesuatu yang perlu dibicarakan lagi, karena Sila yang empat daripada Pancasila sebenarnya hanyalah akibat saja daripada Sila yang pertama, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa.. Dan mari kita perhatikan sabda Nabi yang beliau kutip untuk menyatakan tafsir daripada Perikemanusiaan: “Yang sebaik baiknya manusia ialah yang banyak manfaatnya kepada sesama manusia..”
Sedangkan Moh. Natsir dalam pidatonya di Pakistan Institute of International Affairs di Karachi pada tanggal 9 April 1952, mengatakan: “Indonesia tidak memisahkan Agama dari Kenegaraan.. Dengan tegas, Indonesia mewujudkan TAUHID dan percaya kepada TUHAN YANG MAHA ESA itu sebagai tiang turus dari Pancasila – Kaedah yang Lima – dan dianut sebagai dasar rohani, akhlak dan susila oleh Negara dan Bangsa Indonesia..”
Kemudian beda bangsa kita dengan bangsa lain terletak dalam perbedaan perbedaan budayanya.. Budaya adalah unggulan unggulan dari adat kebiasaan yang bersifat luhur dan universal dari suatu bangsa... Jadi bagaimanapun ada perbedaan antara Islam di Indonesia dengan di negara lainnya..? Maksud kami esensinya sama, tetapi budaya kita memang tidak sama dengan budaya negara lain..? Budaya bangsa kita jelas sangat beda dengan budaya di Arab..
Dikatakan sebelum ada Islam, masyarakatnya masih jahiliah... Pendapat itu betul untuk di Arab pada zaman nabi.. tetapi di Indonesia, sebelum Islam kita sudah sangat maju budayanya... kita sangat beradab.. Pancasila digali dalam sekali sampai masa pra-Hindu... Dan pada waktu itu nenek moyang kita, leluhur kita sudah berbudaya... DNA nenek moyang kita masih mengalir dalam diri kita, itu tidak dapat kita pungkiri...
Dan pendapat para ulama Founding Fathers kita tentang tetangga mereka yang berbeda agama adalah.. Hamka berpedoman pada sabda nabi yang tadi pakdhe katakan: "Yang sebaik-baiknya manusia ialah yang banyak manfaatnya kepada sesama manusia”. Selanjutnya beliau juga menyatakan: “Masuk neraka wailun, walaupun dia sembahyang tunggak-tunggik, ditambahnya sembahyang lima waktu dengan segala sembahyang sunat, kalau dihambat-hambatnya bertolong-tolongan, bantu-membantu, gotong-royong.. Walaupun katanya dia percaya kepada Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, bohong kepercayaan itu kalau dia menyakiti jirannya (tetangganya)..."
" Pancasila adalah karya besar hasil penggalian keaneka ragaman budaya bangsa dari para Founding fathers, mereka adalah ahli ahli keSADARan, para Ma'rifatullah yang menyadari sepenuhnya bahwa di balik segala macam warna warni perbedaan itu terdapat Ruh yang SATU, yang Maha Meliputi.. "
SALAM CINTA
Regards,
Moch. Helmi Widayanto

Tidak ada komentar:
Posting Komentar